[Book Review] Perempuan Kertas – Alga Biru

1 komentar
  • Judul : Perempuan Kertas
  • Penulis : Alga Biru, Selvia Stiphani
  • Penyunting : N. Luky Andari
  • Desain Sampul : -
  • Penerbit : Quanta
  • Cetakan : Ke-1, Oktober 2014
  • Tebal : 186 hlm.
  • Genre : Motivasi
  • Rating : 3/5
  • Tersedia di bukabuku.com
Perempuan itu sosok yang indah. Ia juga rapuh, banyak lemah. Semakin lemah jika ia dihadapkan oleh pujian dan harapan. Jika lelaki mulai memuji, hatinya senang bukan kepayang. Apalagi jika lelaki memelas, perempuan langsung luruh.

Hai kamu.... Iya kamu! Perempuan jangan seperti kertas ya. Gampang dirobek-robek. Buku di tanganmu ini menghimpun berbagai rasa, tentang diri, harapan, dan kejadian.

Buat yang sudah telanjur jadi perempuan kertas alias perempuan galau juga korban iseng-iseng lelaki doang, buku ini memberi jalan baru. Bikin kita jadi lebih dewasa tanpa melanggar fi trah, terselubung fi tnah, dan kembali pada jati diri muslimah.

Selamat Membaca!!!

Sebelum datangnya islam pada zaman Rasulullah, perempuan mempunyai kedudukan yang sangat rendah dalam tatanan hidup di masyarakat. Entah itu di daratan Eropa, Barat ataupun di tanah Arab sendiri. Para perempuan hanya dijadikan sebagai alat pemuas nafsu ataupun sebagai budak yang bisa seenaknya diperjualbelikan dan dibunuh sesuka hati. Namun sejak datangnya Rasulullah, perempuan mulai mendapatkan tempat yang mulia. Perempuan itu laksana sebuah kertas—yang jika salah menempatkannya akan mudah lecek dan sobek-sobek. Karenanya islam begitu menjaga perempuan.

Namun di era sekarang ini, para 'pemikir modern' berlomba-lomba mengangkat tema feminisme untuk menggoyahkan pemikiran perempuan dengan mengumbar stigma jika agama hanyalah alat pengekang perempuan. Dan yang sangat disayangkan adalah banyak perempuan yang lebih tergoda untuk menyingkirkan 'pelindungnya' demi tuntutan hidup modern dan tidak menyadari dampak mengerikan yang akan ditanggungnya di akhirat kelak.
Terkadang cewek nggak sadar apa yang ia lakukan itu akan membawa melapetaka yang besar. Yang penting happy, maka apa yang terjadi di depannya sudah tidak dipedulikan. (hlm. 3)
Secara garis besar sih buku ini membahas dan mengkritisi pergaulan para remaja perempuan sekarang ini. Terutama masalah pacaran yang telah menjadi semacam gaya hidup remaja-remaja sekarang, yang mudah tergoda dengan bisikan-bisikan setan tentang 'indahnya' pacaran karena emosi mereka yang masih labil.

Selain membahas tentang akibat-akibat yang nantinya ditimbulkan oleh pacaran, buku ini juga membahas tentang cara-cara memperbaiki diri agar menjadi muslimah yang lebih baik lagi yang mulai terurai dalam bab Tobat. Di sini para remaja perempuan diajak agar tidak melulu berpikir tentang romantika pasangan yang belum halal. Mereka diajak lebih komitmen untuk memperbaiki diri terlebih dahulu. Belajar etika pergaulan dengan lingkungannya. Dan yang paling penting adalah berhati-hati dengan hati.

Meskipun cara bertutur yang digunakan penulis dalam buku ini berkesan gaul, tidak menggurui dan mudah dipahami oleh para remaja, butuh waktu tiga hari bagiku untuk bisa menyelesaikannya. Terhitung sangat lambat mengingat ketebalan buku yang lumayan tipis. Mungkin faktor jarang-baca-buku-non-fiksi ikut berpengaruh juga di dalamnya.

Di awal-awal bab, penulis menciptakan figur Alga dan Putri Padi dalam menyampaikan materi-materi di dalam buku. Konsep ini sebenarnya menarik, karena penulis jadi seperti sedang curhat dengan para pembacanya. Hanya saja semakin ke belakang, figur tersebut mulai menghilang dan saat itulah membaca buku Perempuan Kertas ini jadi mulai membosankan.
Menantang arus, hanya dilakukan oleh orang-orang yang bernyali. Apakah kita cukup bernyali? (hlm. 19)
Walaupun demikian, dengan membaca Perempuan Kertas ini sedikit banyak mengingatkanku tentang bagaimana seharusnya perempuan muslim bertindak, bergaul dan berpakaian yang sesuai syari'at islam. Perempuan Kertas juga mengingatkan akan dampak-dampak yang akan kita terima jika kita terlalu terbawa oleh arus modern. Sebuah buku yang bagus untuk memotivasi perempuan (terutama yang masih remaja) untuk menjadi perempuan lebih baik dan bukannya menjadi perempuan kertas.

Related Posts

1 komentar

  1. Judulnya menarik. Warna covernya juga menarik; perpaduan pink & biru ;)

    BalasHapus

Posting Komentar